Banyak orang yang bertobat karena mengalmi mukjizat atau jamahan Tuhan, seperti sembuh dari sakit berat. Tetapi kika orang bertobat hanya karena mukjizat, tetapi tidak hidup melekat dengan Firman Tuhan, maka orang itu bisa mundur jika menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.
Hal ini dialami oleh Bangsa Israel saat mereka keluar dari Mesir dg banyak mujizat
- 10 tulah Mesir
Hal ini dialami oleh Bangsa Israel saat mereka keluar dari Mesir dg banyak mujizat
- 10 tulah Mesir
- (Keluaran 7:14-25) sungai dan semua sumber air berubah menjadi darah hingga menewaskan ikan-ikan dan semua kehidupam air lainnya.
- (Keluaran 7:26-8:11) katak
- (Keluaran 8:12-15) nyamuk
- (Keluaran 8:16-28) lalat pikat
- (Keluaran 9:1-7) penyakit (sampar) pada ternak
- (Keluaran 9:8-12) barah yang tidak dapat disembuhkan
- (Keluaran 9:13-35) hujan es bercampur api
- (Keluaran 10:1-20) belalang
- (Keluaran 10:21-29) kegelapan
- (Keluaran 11:1-12:36) kematian anak sulung dari Mesir
- Tiang Awan Tiang Api (Keluaran 13 : 21-22)
- Malaikat yg berjalan di depan mereka (Keluaran 14 : 19)
- Laut Teberau terbelah (Keluaran 14 : 21-31)
- Manna dari surga (Keluaran 16 : 14-15)
- Kemenangan dalam peperangan, karena penyertaan Tuhan (Keluaran 17 : 8-16)
Namun Alkitab mencatat bangsa Israel menempuh perjalanan dari Mesir ke tanah Kanaan selama 40 tahun, karena mereka berputar-putar di padang gurun. Padahal seharusnya mereka bisa sampai hanya dalam waktu 3 bulan. Hal ini disebabkan setiap kali menghadapi tantangan di padang gurun, bangsa Israel selalu menyakiti hati Tuhan dan membuat Tuhan murka terhadap mereka.
Kita juga pernah mengalami mukjizat atau jamahan Tuhan (ini disebut sebagai cinta mula-mula), tetapi sering kita seperti bangsa Israel, disaat menghadapi tantangan kita mulai mundur, mundur dari berdoa, baca firman, mundur dari komunitas, sampai mundur dari iman kepada Yesus.
Kita harus melekat kepada firman Tuhan
Jangan bosan-bosan membaca firman, tidak apa-apa baca diulangulang, karena firman Tuhan selalu baru karena ada Roh Kudus yang membimbing dan mengajar kita.
Berikut ini adalah perikop yang bisa kita pelajari dari kegagalan bangsa Israel saat menghadapi tantangan
<Bilangan 11 : 4 -23>
11:4. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
11:7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
11:8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
11:9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
11:10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11:11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
11:12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
11:13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
11:14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
11:15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."
11:16. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.
11:17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.
11:18 Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? --TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
11:19 Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,
11:20 tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"
11:21 Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
11:22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
11:23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"
Mari kita belajar dari perikop diatas, agar kita bisa menjadi bijak menghadapi tantangan
1. Jangan selalu menoleh ke belakang (ay 4-6)
Bangsa Israel setiap ada tantangan selalu membandingkan dengan keadaannya di Mesir.
Sering menoleh ke belakang akan membuat kita susah melangkah maju karena tidak fokus.
Istri Lot menjadi tiang garam gara-gara dia menoleh ke belakang.
<Kejadian 19:26> Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Masa lalu boleh dilihat sebagai pelajaran, bukan untuk diratapi.
2. Jangan bersungut-sungut (ay 7-9)
Kebiasaan bangsa Israel yg menyakiti hati Tuhan adalah bersungut-sungut, seperti yang tercatat di ayat berikut ini :
<Bilangan 11:1> Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
Bangsa Israel susah bersyukur padahal Tuhan selalu menyertai bangsa Israel : tiang awan – tiang api, malaikat yg selalu berjalan di depan mereka, manna.
Bersungut-sungut itu berbahaya
<Yakobus 5:9> Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Lawan dari bersungut-sungut adalah bersyukur
Jika kita mulai bersungut-sungut, makin lama makin jahat perkataanya, sampai menjadi kutuk / sumpah serapah.
Ingat apa yang sering kita ucapkan / perkatakan, kita akan memakan buahnya. Jika kita sering mengatakan kutuk, maka kutuk akan kita dapat, sebaliknya jika kita sering bersyukur dan mengatakan berkat, maka berkat yang akan kita dapat
<Amsal 18:21> Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
3. Menaruh beban di hadapan Tuhan (ay 10-15)
Musa memimpin bangsa Israel yg kelakuannya seperti bayi dan ini beban yg berat bagi Musa. Musa sudah putus asa dan pingin mati tapi Musa menaruh semua bebannya di hadapan Tuhan
Tapi banyak orang yang disaat menghadapi persoalan, mencari cara-cara lain, Tuhan yang lain (ke dukun, orang pinter).
Karena Musa datang kepada Tuhan, maka Tuhan memilih orang-orang (70 orang) untuk menolong Musa
Perkataan Yesus sendiri yang mengajarkan kita untuk datang kepadanNya disaat kita letih, lesu dan berbedan berat
<Matius 11:28-30> Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
4. Pertobatan (ay 18-20)
Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk menguduskan diri atau melakukan pertobatan sebelum Tuhan membuat mujizat.
- Malaikat yg berjalan di depan mereka (Keluaran 14 : 19)
- Laut Teberau terbelah (Keluaran 14 : 21-31)
- Manna dari surga (Keluaran 16 : 14-15)
- Kemenangan dalam peperangan, karena penyertaan Tuhan (Keluaran 17 : 8-16)
Namun Alkitab mencatat bangsa Israel menempuh perjalanan dari Mesir ke tanah Kanaan selama 40 tahun, karena mereka berputar-putar di padang gurun. Padahal seharusnya mereka bisa sampai hanya dalam waktu 3 bulan. Hal ini disebabkan setiap kali menghadapi tantangan di padang gurun, bangsa Israel selalu menyakiti hati Tuhan dan membuat Tuhan murka terhadap mereka.
Kita juga pernah mengalami mukjizat atau jamahan Tuhan (ini disebut sebagai cinta mula-mula), tetapi sering kita seperti bangsa Israel, disaat menghadapi tantangan kita mulai mundur, mundur dari berdoa, baca firman, mundur dari komunitas, sampai mundur dari iman kepada Yesus.
Kita harus melekat kepada firman Tuhan
Jangan bosan-bosan membaca firman, tidak apa-apa baca diulangulang, karena firman Tuhan selalu baru karena ada Roh Kudus yang membimbing dan mengajar kita.
Berikut ini adalah perikop yang bisa kita pelajari dari kegagalan bangsa Israel saat menghadapi tantangan
<Bilangan 11 : 4 -23>
11:4. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
11:7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
11:8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
11:9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
11:10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11:11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
11:12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
11:13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
11:14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
11:15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."
11:16. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.
11:17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.
11:18 Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? --TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
11:19 Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,
11:20 tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"
11:21 Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
11:22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
11:23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"
Mari kita belajar dari perikop diatas, agar kita bisa menjadi bijak menghadapi tantangan
1. Jangan selalu menoleh ke belakang (ay 4-6)
Bangsa Israel setiap ada tantangan selalu membandingkan dengan keadaannya di Mesir.
Sering menoleh ke belakang akan membuat kita susah melangkah maju karena tidak fokus.
Istri Lot menjadi tiang garam gara-gara dia menoleh ke belakang.
<Kejadian 19:26> Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Masa lalu boleh dilihat sebagai pelajaran, bukan untuk diratapi.
2. Jangan bersungut-sungut (ay 7-9)
Kebiasaan bangsa Israel yg menyakiti hati Tuhan adalah bersungut-sungut, seperti yang tercatat di ayat berikut ini :
<Bilangan 11:1> Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
Bangsa Israel susah bersyukur padahal Tuhan selalu menyertai bangsa Israel : tiang awan – tiang api, malaikat yg selalu berjalan di depan mereka, manna.
Bersungut-sungut itu berbahaya
<Yakobus 5:9> Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Lawan dari bersungut-sungut adalah bersyukur
Jika kita mulai bersungut-sungut, makin lama makin jahat perkataanya, sampai menjadi kutuk / sumpah serapah.
Ingat apa yang sering kita ucapkan / perkatakan, kita akan memakan buahnya. Jika kita sering mengatakan kutuk, maka kutuk akan kita dapat, sebaliknya jika kita sering bersyukur dan mengatakan berkat, maka berkat yang akan kita dapat
<Amsal 18:21> Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
3. Menaruh beban di hadapan Tuhan (ay 10-15)
Musa memimpin bangsa Israel yg kelakuannya seperti bayi dan ini beban yg berat bagi Musa. Musa sudah putus asa dan pingin mati tapi Musa menaruh semua bebannya di hadapan Tuhan
Tapi banyak orang yang disaat menghadapi persoalan, mencari cara-cara lain, Tuhan yang lain (ke dukun, orang pinter).
Karena Musa datang kepada Tuhan, maka Tuhan memilih orang-orang (70 orang) untuk menolong Musa
Perkataan Yesus sendiri yang mengajarkan kita untuk datang kepadanNya disaat kita letih, lesu dan berbedan berat
<Matius 11:28-30> Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
4. Pertobatan (ay 18-20)
Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk menguduskan diri atau melakukan pertobatan sebelum Tuhan membuat mujizat.
Semakin dekat kita dengan Tuhan, semakin sering kita harus bertobat. Karena Tuhan semakin membentuk kita serupa diriNya, sehingga toleransi terhadap dosa semakin kecil.
Akan tetapi jika kita tidak mau bertobat, maka kita semakin bebal dan tidak mendengar lagi teguran Tuhan.
Dan kita hanya bisa menerima mukjizat kita kita menguduskan diri dan bertobat
<Yesaya 59 : 1-2> Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
5. Tetap Percaya Kuasa Tuhan (ay 21-23)
Musa padahal bukan saja sudah pernah melihat TUhan, Musa pernah dipakai oleh Tuhan untuk melakukan mukjizat Tuhan, namun ada satu titik dimana Musa meragukan kuasa Tuhan dan Tuhan mengingatkan Musa.
Kita harus tetap percaya kepada Tuhan, meskipun pertolongannya mungkin tidak datang sekarang (saat ini juga) atau dengan cara yang kita kehendaki, tetapi Tuhan pasti menolong.
<Mazmur 121:2> Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
<Mazmur 124:8> Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Bahkan terkadang yang dilakukan oleh Tuhan adalah Meng-kuat-kan kita untuk menghadapi tantangan itu.
<II Korintus 3:5b>… kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
Akan tetapi jika kita tidak mau bertobat, maka kita semakin bebal dan tidak mendengar lagi teguran Tuhan.
Dan kita hanya bisa menerima mukjizat kita kita menguduskan diri dan bertobat
<Yesaya 59 : 1-2> Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
5. Tetap Percaya Kuasa Tuhan (ay 21-23)
Musa padahal bukan saja sudah pernah melihat TUhan, Musa pernah dipakai oleh Tuhan untuk melakukan mukjizat Tuhan, namun ada satu titik dimana Musa meragukan kuasa Tuhan dan Tuhan mengingatkan Musa.
Kita harus tetap percaya kepada Tuhan, meskipun pertolongannya mungkin tidak datang sekarang (saat ini juga) atau dengan cara yang kita kehendaki, tetapi Tuhan pasti menolong.
<Mazmur 121:2> Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
<Mazmur 124:8> Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Bahkan terkadang yang dilakukan oleh Tuhan adalah Meng-kuat-kan kita untuk menghadapi tantangan itu.
<II Korintus 3:5b>… kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.







