Rabu, 13 Agustus 2014

Bijak menghadapi tantangan – Ci yani 13 Agustus 2014

Banyak orang yang bertobat karena mengalmi mukjizat atau jamahan Tuhan, seperti sembuh dari sakit berat. Tetapi kika orang bertobat hanya karena mukjizat, tetapi tidak hidup melekat dengan Firman Tuhan, maka orang itu bisa mundur jika menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.

Hal ini dialami oleh Bangsa Israel saat mereka keluar dari Mesir dg banyak mujizat
- 10 tulah Mesir
  1. (Keluaran 7:14-25) sungai dan semua sumber air berubah menjadi darah hingga menewaskan ikan-ikan dan semua kehidupam air lainnya.
  2. (Keluaran 7:26-8:11) katak
  3. (Keluaran 8:12-15) nyamuk
  4. (Keluaran 8:16-28) lalat pikat
  5. (Keluaran 9:1-7) penyakit (sampar) pada ternak
  6. (Keluaran 9:8-12) barah yang tidak dapat disembuhkan
  7. (Keluaran 9:13-35) hujan es bercampur api
  8. (Keluaran 10:1-20) belalang
  9. (Keluaran 10:21-29) kegelapan
  10. (Keluaran 11:1-12:36) kematian anak sulung dari Mesir
- Tiang Awan Tiang Api (Keluaran 13 : 21-22)

- Malaikat yg berjalan di depan mereka (Keluaran 14 : 19)

- Laut Teberau terbelah (Keluaran 14 : 21-31)

- Manna dari surga (Keluaran 16 : 14-15)

- Kemenangan dalam peperangan, karena penyertaan Tuhan (Keluaran 17 : 8-16)

Namun Alkitab mencatat bangsa Israel menempuh perjalanan dari Mesir ke tanah Kanaan selama 40 tahun, karena mereka berputar-putar di padang gurun. Padahal seharusnya mereka bisa sampai hanya dalam waktu 3 bulan. Hal ini disebabkan setiap kali menghadapi tantangan di padang gurun, bangsa Israel selalu menyakiti hati Tuhan dan membuat Tuhan murka terhadap mereka.

Kita juga pernah mengalami mukjizat atau jamahan Tuhan (ini disebut sebagai cinta mula-mula), tetapi sering kita seperti bangsa Israel, disaat menghadapi tantangan kita mulai mundur, mundur dari berdoa, baca firman, mundur dari komunitas, sampai mundur dari iman kepada Yesus.

Kita harus melekat kepada firman Tuhan

Jangan bosan-bosan membaca firman, tidak apa-apa baca diulangulang, karena firman Tuhan selalu baru karena ada Roh Kudus yang membimbing dan mengajar kita.

Berikut ini adalah perikop yang bisa kita pelajari dari kegagalan bangsa Israel saat menghadapi tantangan
<Bilangan 11 : 4 -23>
11:4. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
11:7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
11:8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
11:9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
11:10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11:11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
11:12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
11:13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
11:14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
11:15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."
11:16. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.
11:17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.
11:18 Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? --TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
11:19 Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,
11:20 tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"
11:21 Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
11:22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
11:23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"


Mari kita belajar dari perikop diatas, agar kita bisa menjadi bijak menghadapi tantangan

1. Jangan selalu menoleh ke belakang (ay 4-6)
Bangsa Israel setiap ada tantangan selalu membandingkan dengan keadaannya di Mesir.
Sering menoleh ke belakang akan membuat kita susah melangkah maju karena tidak fokus.

Istri Lot menjadi tiang garam gara-gara dia menoleh ke belakang.
<Kejadian 19:26> Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.

Masa lalu boleh dilihat sebagai pelajaran, bukan untuk diratapi.

2. Jangan bersungut-sungut (ay 7-9)
Kebiasaan bangsa Israel yg menyakiti hati Tuhan adalah bersungut-sungut, seperti yang tercatat di ayat berikut ini :
<Bilangan 11:1> Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.

Bangsa Israel susah bersyukur padahal Tuhan selalu menyertai bangsa Israel : tiang awan – tiang api, malaikat yg selalu berjalan di depan mereka, manna.

Bersungut-sungut itu berbahaya
<Yakobus 5:9> Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

Lawan dari bersungut-sungut adalah bersyukur
Jika kita mulai bersungut-sungut, makin lama makin jahat perkataanya, sampai menjadi kutuk / sumpah serapah.

Ingat apa yang sering kita ucapkan / perkatakan, kita akan memakan buahnya. Jika kita sering mengatakan kutuk, maka kutuk akan kita dapat, sebaliknya jika kita sering bersyukur dan mengatakan berkat, maka berkat yang akan kita dapat

<Amsal 18:21> Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

3. Menaruh beban di hadapan Tuhan (ay 10-15)
Musa memimpin bangsa Israel yg kelakuannya seperti bayi dan ini beban yg berat bagi Musa. Musa sudah putus asa dan pingin mati tapi Musa menaruh semua bebannya di hadapan Tuhan
Tapi banyak orang yang disaat menghadapi persoalan, mencari cara-cara lain, Tuhan yang lain (ke dukun, orang pinter).

Karena Musa datang kepada Tuhan, maka Tuhan memilih orang-orang (70 orang) untuk menolong Musa

Perkataan Yesus sendiri yang mengajarkan kita untuk datang kepadanNya disaat kita letih, lesu dan berbedan berat
<Matius 11:28-30> Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

4. Pertobatan (ay 18-20)
Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk menguduskan diri atau melakukan pertobatan sebelum Tuhan membuat mujizat.
 
Semakin dekat kita dengan Tuhan, semakin sering kita harus bertobat. Karena Tuhan semakin membentuk kita serupa diriNya, sehingga toleransi terhadap dosa semakin kecil.
Akan tetapi jika kita tidak mau bertobat, maka kita semakin bebal dan tidak mendengar lagi teguran Tuhan.

Dan kita hanya bisa menerima mukjizat kita kita menguduskan diri dan bertobat
<Yesaya 59 : 1-2> Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

5. Tetap Percaya Kuasa Tuhan (ay 21-23)
Musa padahal bukan saja sudah pernah melihat TUhan, Musa pernah dipakai oleh Tuhan untuk melakukan mukjizat Tuhan, namun ada satu titik dimana Musa meragukan kuasa Tuhan dan Tuhan mengingatkan Musa.

Kita harus tetap percaya kepada Tuhan, meskipun pertolongannya mungkin tidak datang sekarang (saat ini juga) atau dengan cara yang kita kehendaki, tetapi Tuhan pasti menolong.
<Mazmur 121:2> Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
<Mazmur 124:8> Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Bahkan terkadang yang dilakukan oleh Tuhan adalah Meng-kuat-kan kita untuk menghadapi tantangan itu.

<II Korintus 3:5b>… kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

Minggu, 06 Juli 2014

Pilihanku (mengampuni) - 11 Juni 2014

Ingat tanggal 9 July 2014 nanti adalah hari Pemilu untuk memilih presiden Republik Indonesia untuk masa bakti sampai 2019. Dihari itu kita mementukan pilihan kita demi masa depan kita dan bangsa Indonesia.
 

Presiden dan wakilnya bisa kita pilih dan itu merupakan hak kita sebagai warga negara. Tetapi banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita pilih. Yang paling pasti adalah kita tidak bisa memilih tentang kelahiran kita, yaitu kapan kita lahir, dimana kita lahir, termasuk warna kulit, mata, rambut dan papa ama kita.

Sebenarnya untuk kematian yang wajarpun tidak bisa kita pilih, karena ini adalah waktu dan keputusan dari Tuhan. Tetapi sekarang banyak orang yang karena tidak mau mengenal dan tidak mau mengakui Tuhan, sampai bahkan mau mengambil alih keputusan tentang kematian mereka. Mereka memilih cara dan bagaimana mereka mati, lalu diposting di facebook, twitter, path dan instagram.
Sungguh tragis mereka yang tidak mau mengenal dan mengakui Tuhan ada dalam diri mereka.

Hal lain yang tidak bisa kita pilih adalah cuaca. Kita tidak bisa memilih atau mementukan hari ini harus hujan atau hari ini harus cerah. Termasuk saat hujan lebat yang membuat banjir, atau panas terik yang membuat paceklik. Hal-hal itu adalah di tangan Tuhan.

Ok kembali kepada perihal pilihan, disamping beberapa hal diatas, ada banyak sekali pilihan yang mau atau tidak mau harus kita buat setiap hari. Misalkan anda sudah memilih untuk membaca renungan ini sampai disini, dan anda bisa memilih untuk tetap membaca sampai selesai.

Juga pilihan-pilihan yang harus kita buat setiap hari, misalkan tentang makanan saja, kita sudah minimal membuat 3x keputusan, yaitu makan pagi, makan siang makan malam, itu belum termasuk snack dan camilan.
Juga untuk fashion, yaitu merek dan model baju yang kan kita kenakan. Belum lagi perihal sepatu, saya melihat banyak wanita yang punya banyak sepatu dengan masing-masing warna. Termasuk juga pilihan untuk membeli yang mau asli atau KW. Menurut pengertian saya, barang KW tidaklah beda dengan DVD bajakan. Yang menurut saya adalah termasuk tindakan mencuri. Tidak perlulah kita mencari dan membeli yang bajakan atau KW, jika kita belum sanggup membeli yang ASLI, berarti kehidupan kita belum sampai di level ekonomi itu, jadi jangan memaksakan Life Style di level itu. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang ada.

<Ibrani 13:5> Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Ingat pepatah ini, orang kaya memakai barang KW akan tetap dianggap orang sebagai barang asli, karena orang akan berfikir dia mampu membeli yang asli,. Tetapi orang miskin, bahkan dia membeli barang asli, akan dianggap orang sebagai barang KW, karena orang akan berfirkir mana mungkin dia mampu membeli yang asli.
Jadi pakailah yang memang sesuai dan pas dengan kehidupan kita.

Dan Khusus untuk orang Tangerang Selatan yang beraktifitas di Jakarta, kita harus membuat pilihan juga jalur kendaraan, apakah akan lewat jalur biasa atau jalur Contra Flow.

Salah satu pilihan penting dalam kehidupan kita adalah pilihan untuk pasangan hidup. Dan dibulan Juni-juli ini banyak sekali kita mendapat undangan untuk pernikahan.

Ok jadi semua itu pilihan-pilihan yang kita buat setiap hari.
Saya share kan salah satu tips dalam membuat pilihan, yaitu kita harus membiasakan mempertimbangkan tidak hanya dengan Otak/pikiran kita, tapi juga Hati dan ”Lutut”. Karena disamping pikiran kita terbatas, kita pertama-tama harus mengeluarkan dahulu faktor emosi saat kita mempertimbangkan sesuatu hal / tindakan.
Karena faktor emosi sangat menutupi pertimbangan kita, atau istilah yang sering kita dengan adalah ”Cloud our judgement”. Makanya sering diingatkan untuk tidak memilih makanan saat lapar, karena kita cenderung memilih lebih banyak daripada seharusnya. Atau tidak memutuskan saat marah atau saat sangat sedih.

Lalu ada tips dari Tuhan sendiri
< Ulangan  30:19 >
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,

< Matius  6:24 >
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Tuhan mau agar kita sentiasa memimilih Kehidupan, berkat dan relasi denganNya, agar kita hidup baik, bahkan bukan saja kita, tetapi keturunan kita

< Filipi  1:9-10 >
Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus
Jadi ….. Pilihlah yang berkenan pada Allah … Setiap hari … setiap Saat

Namun terkadang kita menjadi korban … bukan karena pilihan-pilihan kita, tetapi karena pilihan orang lain.
Dan yang terjadi adalah Kekecewaan. Kekecewaan paling banyak terjadi di Rumah tangga dan Gereja. Karena yg sering mengecewakan adalah keluarga, teman, orang kepercayaan kita. Ekspektasi / tuntutan paling tinggi dan toleransi paling rendah.


Banyak orang berusaha mengatasi kekecewan dengan :
1. berusaha ber-sabar
2. berusaha Melupakan
Tapi itu cuma memendam …dan pastinya akan meledak suatu Waktu.

kita harus punya kasih, karena kasih adalah ....
<I Korintus 13 : 4 -7 >
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 
Jadi bagaimana caranya ?
Yaitu dengan membuat pilihan untuk ….. MENGAMPUNI (Forgive)

<Efesus 4 : 32 >
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


Mari kita baca firman Tuhan tentang mengampuni

<Matius 18 :  21 - 35>
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Berdasarkan Kamus Alkitab 1 talenta adalah ukuran sekitar 34 kg, dan agar lebih jelas, berdasarkan Wikipedia, ukuran 1 talenta equivalent dengan uang 6,000 dinar.
Dan kita tau bahwa 1 dinar adalah upah satu hari, bagi anda yang bekerja, kita bisa hitung upah kita dalam 1 hari. Angkanya berbeda beda, angka upah saya 1 hari adalah Rp 1,2jt
Jika kita hitung 1 talentanya adalah 7,2 milyar.
Dan jika kita ambil angka utang hamba itu yang 10,000 talenta, maka didapat angka 72 Trilyun.

Wow ….. dalam hari kerja adalah 60 juta hari kerja. Jika 1 bulan kita anggap 25 hari kerja dan setahun 300 hari kerja, maka itu adalah 200,000 tahun.
Lebih Wow lagi, umur kita saja kata alkitab hanya 70 tahun dan jika kami kuat, 80 tahun. Itu berarti 250 kali hidup kita.

Dari perumpamaan diatas, hutang hamba itu 10,000 talenta misal kan menjadi 72 trilyun dan temanya berhutang pada dia 100 dinar, misalkan menjadi 120jt.
Setelah utangnya yang 72 trilyun dihapus, hamba itu memenjarakan temanya yang berhutang 120 juta. Wajar saja Raja itu marah, mengatakan dia jahat dan menyerahkan dia kepada algojo sampai lunas.
Yang kalo dihitung harinya saja berarti 2,500kali hidup dia.

Saya baru terbuka akan firman ini, setelah Tuhan memberikan hikmat untuk menggunakan angka angka riil. Dan sungguh Tuhan ingin mengajarkan kita bahwa pengampunan yang sudah kita terima itu begitu luar biasa besar, ketimbang kesalahan sesama kita.
Tapi sering kali kita merasa dan memutuskan tidak bisa mengampuni karena Pengampunan adalah Hal yang sulit …

Ingat ada beberapa lagi firman Tuhan yang dengan jelas menuliskan bahwa kita HARUS mengampuni

<Matius 6 : 14 - 15>
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

< Markus 11 : 23 - 26 >
Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.“ (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

Karena kalo kita tidak mau mengampuni, maka Allah Bapa juga TIDAK AKAN mengampuni kita.

< Kolose 3 : 13 >
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Ingat bahwa pengampunan itu adalah Hadiah buat diri kita sendiri, sebab dengan pengampunan hati kita lah yang dibebaskan, bukan orang lain.
Jika kita tidak mengampuni, hati kita bahkan kehidupan kita sangat menderita, tidak enak melakukan apa-apa, hidup kita menjadi tidak produktif.

Inilah pilihan kita untuk Mengampuni, bagaimana caranya ?
1.    Menyadari bahwa kita perlu mengampuni
2.    Menerima Firman Tuhan (ingat bahwa Tuhan mengampuni saat kita mengampuni)
3.    Make the decisión, bukan feeling (karena feeling bukan di bawah kendali kita)
4.    Bilang secara jelas (say out loud).  

Jika kita sudah melakukan step 1 sampai 4, terkadang Iblis (si pendakwa) sering mendakwa kita, mengingat-ingatkan kita perihal kekesalan atau kesalahan orang lain itu.
Maka lakukanlah lagi 2 step ini
5.    Katakan “Saya sudah mengampuni Dia”
Tidak perlu kita mengampuni lagi, tapi ingatkan diri kita dan iblis bahwa kita SUDAH mengampuni dia, dan kita mengasihi dia.
6.    Gantikan hal negatif dengan yang positive (memory baik)
 
Jadi sebagai penutup, ingatlah selalu bahwa Pengampunan bukan untuk orang lain, bukan untuk mendukung perbuatan Salah.
Tetapi untuk diri kita, kita bisa tetap terbeban, meskipun yg sana sudah mati.
 
Jangan sampai kita kehilangan sukacita, kesehatan dibumi dan hidup kekal di surga

Teladan Ketaatan Maria - 14 Mei 2014


Di bulan Mei dan Oktober, kita sebagai orang Katolik merayakan bulan Maria, dan doa Rosario menjadi doa wajib sebagai devosi kita kepada bunda maria.

Ada baiknya kita sedikit mempelajari latar belakang mengapa gereja katolik menetapkan bulan mei dan oktober sebagai bulan Maria (sumber : www. Katolisitas.org) :

Bulan Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara- negara empat musim mengalami musim semi. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru.  

Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living
(Kej 3:20). Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke 13. Namun praktek ini baru menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja.

Pada tahun 1809, Paus Pius VII (14 Agustus 1742 – 20 Agustus 1823) dan menjabat dari 14 Maret 1800 to 20 Agustus 1823, ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Mariasemakin dikenal, dan Ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja universal.

Sedangkan penentuan bulan Oktober sebagai bulan Rosario, berkaitan dengan pertempuran di Lepanto (laut sebelah barat Yunani) pada tahun 1571, di mana negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang menyerang agama Kristen, dan terdapat ancaman genting saat itu, bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian jugaa, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober. Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.

Dibulan Mei dan Oktober Umat katolik di seluruh dunia berdevosi kepada Maria. Namun demikian, penghormatan kepada Bunda Maria tidak dapat disamakan dengan penghormatan kita kepada Tuhan. Gereja Katolik membedakan antara penyembahan dan penghormatan, berdasarkan ajaran St. Agustinus:[2]
1. Latria (dari bahasa Yunani λατρεία – latreia atau bahasa Latin - Latrīa yang artinya penyembahan, ‘worship/ adoration‘) yang hanya ditujukan kepada Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus)
2. Dulia (dari bahasa Yunani Greek δουλεία - douleia atau bahasa Latin - veneratio,  yang artinya penghormatan, ‘veneration‘) yang ditujukan kepada:
- Para orang Kudus, termasuk Bunda Maria (kadang kepada Maria, disebut hyperdulia)
- Penghormatan kepada benda tertentu yang melambangkan Allah ataupun Para Kudus dan Maria. Contohnya yaitu salib (crucifix), patung Bunda Maria, Patung santa-santo, dll. Penghormatan ini kadang disebut sebagai dulia- relatif.
Kata latria dan dulia ini memang tidak secara eksplisit tertera di dalam Kitab Suci, tetapi, kita dapat melihat penerapannya dengan jelas.
  1. Penyembahan/ Latria, nyata pada perintah pertama dalam kesepuluh Perintah Allah, yaitu untuk menyembah Allah saja dan jangan ada allah lain yang disembah selain Dia (Kel 20: 1-6). Penyembahan kepada Allah dengan sujud menyembah disebutkan dalam 2 Taw 7:3; 2 Taw 20:18; Neh 8:7; 1 Mak 4:55.
  2. Penghormatan/ Dulia, nyata pada penghormatan para saudara Yusuf kepada Yusuf (lih. Kej 42:6) dan Yusuf yang sujud sampai ke tanah menghormati ayahnya Yakub (Kej 48:12). Demikian pula, Nabi Natan sujud ke tanah menghormati Daud (1 Raj 1: 22); Absalom sujud ke tanah menghormati ayahnya Daud (2 Sam 14:33). Tentu mereka ini bukan menyembah berhala, namun menghormati orang tua sesuai perintah Tuhan.
Namun apa pengertian sebenarnya dari Devosi ?

'Devosi' berasal dari kata Latin "Devotio" yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristen, devosi dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi.

Dalam Liturgi, Gereja mengungkapkan dan melaksanakan dirinya secara resmi. Liturgi sebagai perayaan gereja dipimpin oleh seorang pemimpin resmi, dengan struktur dan tata perayaan yang baku, berlaku umum, mengikat dan resmi. Sedangkan Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas. Devosi dapat dibawakan secara pribadi atau pun bersama.

Walaupun bukan merupakan liturgi resmi, devosi diterima dan diakui Gereja. Liturgi resmi sering dialami umat sebagai sesuatu yang rutin, kering, resmi dan kaku. Sebaliknya, devosi justru bisa dihayati umat sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati. Devosi merupakan praktek keagamaan populer yang mudah diterima, dipahami dan dipraktekkan.
Terdapat beberapa macam Devosi, yang diakui oleh Gereja Katolik, yaitu :

1.    ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS
Sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus berkembang mulai abad pertengahan. Pada abad XI, Berengarius menyangkal bahwa Kristus sungguh hadir dalam Hosti Kudus sesudah konsekrasi. Guna menentang ajaran sesat tersebut, maka mulailah digalakkan ditengah umat keyakinan iman akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi. Adorasi Sakramen Mahakudus paling ideal dilakukan sesudah Perayaan Ekaristi, sehingga nilai kesatuan antara devosi dan liturgi ekaristi tetap terpelihara dengan baik.


2.    JALAN SALIB
Bentuk devosi rakyat yang muncul karena kebiasaan ziarah ke Yerusalem.


3.    NOVENA
Berasal dari kata Latin `Novem' yang berarti sembilan. Angka sembilan bukan khas Kristen, tetapi sudah ada dalam tradisi religius masyarakat waktu itu. Tradisi Kristen memberi arti baru, yaitu menghubungkannya dengan peristiwa di mana para rasul bersama Bunda Maria berdoa selarna sembilan hari lamanya menantikan kedatangan Roh Kudus.


4.    ZIARAH
Ziarah merupakan fenomena religius yang umum. Setiap agama memiliki tempat ziarahnya masing-masing. Dalam perkembangannya, banyak tempat ziarah lokal yang dulunya adalah tempat keramat bagi masyarakat setempat lalu dikuduskan umat Kristiani (lihat: Bagaimana Sendangsono menjadi tempat ziarah?). Sejak dahulu hingga sekarang, gereja memahami ziarah sebagai suatu perjalanan tobat. Ziarah juga merupakan ungkapan iman gereja yang musafir yang berjalan menujuh tanah air surgawi.

5.    DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA
Devosi khas Katolik. Maria mendapat tempat khusus dalam gereja karena perannya yang amat istimewa dalam karya penyelamatan manusia. Maria dikandung secara ajaib dan melahirkan secara ajaib pula.
Devosi kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, merupakan perkembangan dari devosi kepada orang kudus. Devosi kepada orang kudus harus selalu diarahkan kepada Allah. Sasaran devosi bukan para kudus, melainkan Allah, karena Allah sendirilah yang bekerja dalam diri mereka. Oleh sebab itu, devosi kepada Bunda Maria dirumuskan Gereja sebagai “Per Mariam Ad Christus",  melalui Maria sampai kepada Kristus. Artinya, cinta saya kepada Maria, haruslah menghantar saya untuk memperdalam cinta saya kepada Yesus Kristus.

 Devosi kepada Bunda Maria terdiri dari 3 hal, yaitu :
a.    Doa Malaikan Tuhan (ANGELUS)
b.    Doa Salam Maria
c.    Doa Rosario
 
Mengapa kita sebagai umat katolik berdevosi kepada Bunda Maria ?
Salah satu logika sederhana dapat kita temukan dari kehidupan kita sendiri.
Ibu kandung hanya bisa satu, meskipun Pria yang membuahi juga disebut bapak atau ayah. Namun seringkali sulit membuktikan Ke-ayah-an, tanpa test DNA.
Tapi seorang ibu kandung, jelas terlihat. Dan dibidang keuangan seperti Bank atau kartu kredit, biasanya yang didata dan menjadi pertanyaan verifikasi adalah Nama gadis dari Ibu kandung. Bukan suatu kebetulan yang ditanyakan adalah nama gadis nya jadi saat sebelum menikah, dengan kata lain seharusnya saat perawan.
Jika kita melihat dalam kita suci, dapat kita temukan beberapa alasan lain
 1. Maria adalah Bunda Kristus Sang Kepala Gereja
Tuhan telah memilih Maria sebagai Bunda Allah; sebab Kristus yang dikandung dan dilahirkannya adalah Allah. Itulah sebabnya di dalam Kitab Suci, Maria disebut sebagai Bunda Allah (lih. Luk 1:43, 35, Gal 4:4). Dengan melahirkan Kristus, Maria juga dapat disebut sebagai Bunda Gereja, karena Kristus sebagai Kepala selalu berada dalam kesatuan dengan Gereja yang adalah anggota- anggota-Nya yang memperoleh hidup di dalam Dia.

2. Maria adalah Hawa Baru yang melahirkan Kristus Sang Hidup yang memberi hidup kepada dunia
Peran Maria sebagai Hawa yang baru mendukung peran Kristus sebagai Adam yang baru (lih. Rom 5:12-21). Para Bapa Gereja tak ragu untuk mengatakan bahwa Maria adalah “bunda mereka yang hidup” dan mengkontraskannya dengan Hawa, dengan menyatakan “maut melalui Hawa, hidup melalui Maria.” (Konsili Vatikan II, Lumen Gentium 56)
Sebagai perbandingan Dalam PL, Malaikat Lucifer / Iblis menyampaikan pesan upaya agar Hawa berbuat dosa, karena Hawa tidak taat, ia kemudian mengajarkan dosa tsb kepada Adam. Tipelogi dalam PB: Malaikat Gabriel menyampaikan pesan kepada Maria dan karena ketaatan Maria, ia memberikan sarana bagi kelahiran Yesus yang menjadi penebus dosa Adam dan Hawa.
Hawa adalah partner (sekutu) dan wakil Adam dalam berbuat dan mendatangkan dosa kepada umat manusia. Maria adalah partner Yesus dalam penebusan dosa dan ‘meremukkan kepala ular’. St. Paulus secara tegas menunjukkan tipelogi antara Adam dan Yesus (1 Kor 15:45). Setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, KS sudah meramalkan akan kelahiran Yesus dan Ibu-Nya dalam kitab kej 3:15. Dimana Wanita dan Puteranya akan bermusuhan dengan keturunan ular (berarti tidak mengandung dosa), dan yang akan meremukkan kepala ular. Putera itu tidak lain adalah Yesus dan wanita itu adalah Maria. (Lihat juga Katekismus Gereja Katolik no 410 & 411)
Terdapat dua pengelompokan dalam tipelogi ini, Adam dan Hawa adalah kelompok yang tidak taat dan jatuh ke dalam dosa. Kelompok yang satunya adalah yang menebus dosa yaitu Yesus dan Maria, yang taat dan karena perbuatan mereka dosa Adam dan Hawa (umat manusia) dapat dikalahkan sehingga mampu memperbaiki kembali hubungan baik manusia dengan Allah. Istilah ‘meremukkan kepala ular’ sendiri adalah symbol dari kekalahan dosa asal yaitu dosa Adam dan Hawa.

3. Bunda Maria terdepan dalam perjalanan iman dan menjadi teladan bagi Gereja
Sebagaimana iman Abraham menandai permulaan Perjanjian Lama, iman Maria pada saat menerima Kabar Gembira menandai dimulainya Perjanjian Baru. Sebab seperti Abraham berharap dan percaya, saat tak ada dasar untuk berharap (lih. Rom 4:17) bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, demikian pula Maria, setelah menyatakan kaul keperawanannya (“Bagaimana ini mungkin terjadi, sebab saya tidak bersuami?”), percaya bahwa oleh kuasa Allah yang Maha Tinggi, ia akan menjadi ibu Sang Putera Allah (lih. Luk 1:35)
Ketaatan iman Bunda Maria mencapai puncaknya pada saat ia mendampingi Kristus, sampai di bukit Golgota, di saat hampir semua murid-Nya meninggalkan Dia. Maria tegar berdiri di kaki salib Kristus, dan turut mempersembahkan Dia di hadapan Allah Bapa. Maria melihat sendiri kesengsaraan Putera-nya Yesus Kristus yang melampaui segala ungkapan, untuk menebus dosa-dosa manusia. Di kaki salib-Nya, Maria melihat sendiri apa yang nampaknya seperti pengingkaran total apa yang dikatakan oleh Malaikat Gabriel saat memberikan Kabar Gembira, “Ia akan menjadi besar … Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Luk 1:22-23). Namun di kaki salib itu, yang terlihat adalah penderitaan Putera-nya yang tak terlukiskan, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan … ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia …” (lih. Yes 53:3-5). Meskipun demikian, Bunda Maria tetap setia dan menyertai Kristus.
  
Hal keteladanan dalam Ke-taat-an inilah yang menjadi penekanan renungan saya ini.
Satu kalimat dari Maria dalam ayat berikut inilah yang menjadi kunci
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. <Lukas 1 : 38>
 Kehidupan Rohani kita tidak akan berbuah tanpa ke-taat-an. Ingat dosa Adam dan hawa atau yang kita sebut sebagai doa Asal, terjadi karena Adam dan Hawa tidak taat kepada perintah Allah.
dan disisi lain kehebatan Tuhan Yesus adalah Taat sampai mati, dan mahkota kehidupan diberikan kepada orang-orang yang taat dan setia kepada Firman Tuhan.  Ketaatan kepada Otoritas.

<Filipi 2 : 8> Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

<Roma  5 : 19> Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.


Dan unsur terpenting dari kehidupan rohani adalah Ketaatan,
seperti yang dapat baca dalam firman Tuhan berikut ini :


<Roma  6: 16-17>
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukur kepada Allah! Sebab dahulu kalian menjadi hamba dosa, tetapi sekarang kalian dengan sepenuh hati mentaati pengajaran benar yang sudah diberikan kepadamu.
 <Yehezkiel  11 : 19>
Mereka akan Kuberi hati yang baru dan budi yang baru. Hati mereka yang sekeras batu akan Kuambil dan Kuganti dengan hati yang taat kepada-Ku.
 <Yehezkiel  36: 26 - 27>
Maka kamu Kuberikan hati yang baru dan pikiran yang baru. Hatimu yang sekeras batu itu akan Kuganti dengan hati yang taat. Roh-Ku akan Kucurahkan ke dalam hatimu dan kamu akan Kujaga supaya hidup menurut hukum-hukum-Ku serta mentaati segala perintah-Ku.

Kita bisa membaca dan mempelajari semua firman, juga mendoakan semua doa dan melakukan berbagai-bagai devosi, namun 1 hal yang terpenting dan yang berarti adalah ketaatan kita