Dari dulu kita mengasosiaksikan beruntung dengan orang yang kaya, orang yang hidup enak, menikmati hidup, kelimpahan dengan uang. Namun ternyata keberuntungan tidak hanya diukur secara uang, karena yang kita pikir beruntung, ternyata hidupnya begitu rumit.
Karena yang punya rumah gedong, sering kali merasa tidak nyaman. Atau yang punya ranjang dengan harga puluhan juta bisa saja tidak bisa tidur karena memikirkan banyak hartanya. Jadi Keberuntungan bukan ditentukan oleh harta
Jadi seperti apa yang disebut sebagai orang yang beruntung ?
Kita bisa belajar perihal orang beruntung dari Alkitab yaitu Raja Hizkia, kisahnya bisa kita baca diperikop berikut ini :
<II RAJA-RAJA 18 : 1 – 8>
Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja. Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan. Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa. Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya. Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun kota-kota yang berkubu.
Ada baiknya kita mengetahu juga sekilas tentang Hizkia, Arti nama Hizkia adalah “Yahwe adalah kekuatanku”. Hizkia adalah Raja Yehuda yang ke 14 memerintah tahun 716 – 697 SM. Dan pada waktu pemerintahan Hizkia :
Lalu di ayat 7 dikatakan “ Kemanapun Hizkia pergi berperang, dia beruntung “
Apa yang membuat Hizkia beruntung ? kita baca di Ayat 7a : “ karena tangan Tuhan menyertai dia “
Jadi Orang yang beruntung adalah :
Orang yg disertai tangan Tuhan dimanapun dia berada dan apapun yang diperbuatnya.
Orang yang beruntung berhasil bukan karena kekuatannya sendiri dan Orang yang beruntung, bukanlah orang yang tidak punya masalah.tapi didalam masalah ada tangan Tuhan yang menyertai dia.
Mari kita pelajari apa saja yang dilakukan oleh Hizkia sehingga sehingga Kitab Suci mencatat bahwa dia orang yang beruntung (tangan Tuhan menyertai dia) :
1. Melakukan apa yang benar dimata tuhan (ayat 3)
Hizkia melakukan apa yang benar dimata Tuhan, bukan apa yang dimata manusia, seperti yang kita baca diayat 3 <II Raja-raja 18:3> Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
Melakukan yang benar dimata Tuhan, sering kali tidak mengenakkan daging kita, bahkan terkadang mengundang cemohohan dari orang lain.
Tetapi ingatlah untuk selalu menempatkan Tuhan pada posisi nomor 1, sebab Tuhan melihat hati kita semua seperti di ayat berikut ini
<I Samuel 16:7> Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Apakah kita masih menganggap beruntung jika Beli 2 barang dihitung / bayar cuma 1 ?
2. Menjauhkan berhala-berhala (yang membuat hati menjauh dari Tuhan)
Berhala adalah semua hal / segala sesuatu yang menjauhkan kita dari relasi dengan Tuhan. Berhala tidak hanya patung-patung dewa atau pohon atau batu yang disembah, tetapi juga bisa seperti tradisi atau hobi. Pokoknya semua yang menjauhkan kita dari relasi dengan Tuhan, sehingga keterikatan dengan sinetron juga bisa menjadi berhala.
Di ayat 4 dituliskan bahwa Hizkia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala, termasuk Nehustan
<II Raja-raja 18 : 4> Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.
Cerita tentang Nehustan bisa and abaca di <Bilangan 21 : 9>
Hizkia menghancurkan/menyingkirkan apa saja yang membuat umat menduakan Tuhan. Keputusan ini sebenarnya sulit, karena akan ditentang oleh rakyatnya yang sudah terbiasa, bertradisi menyembah berhala itu. Tapi Hizkia tetap melakukannya, oleh karena itu tangan Tuhan Menyertai dia.
3. Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati
Apakah kita percaya kepada Tuhan dengan segenap hati ? atau pernahkah kita percaya kepada Tuhan dengan segenap hati ? mungkin pernah … tapi biasanya saat sudah kepepet, saat sudah tidak ada jalan lain, disaat dokter sudah angkat tangan, barulah percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.
Hizkia dituliskan dalam ayat 5 bahwa ia SANGAT percaya kepada Tuhan, karena tidak ada raja-raja Yehuda baik sebelum maupun sesudahnya, yang percaya kepada Tuhan bisa se-level Hizkia
<II Raja-raja 18 : 5> Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.
4. Berpaut pada perintah-perintah Tuhan.
Kita seringnya berpaut pada janji-janji Tuhan, dan sering juga kita ucapkan, kita tulis di status BB atau whatup. Tetapi soal perintah-perintah Tuhan, sering kali kita lupa …..
Padahal seharusnya jika kita melakukanlah perintah nya maka otomatis janjinya akan dikabulkan buat kita, karena janji itu adalah bagiannya Tuhan, bagian kita adalah melakukan perintah-perintahNya
Hizkia berpaut pada Tuhan, dia tidak menyimpang sana sini, seperti yang bisa kita baca di ayat ini
Karena yang punya rumah gedong, sering kali merasa tidak nyaman. Atau yang punya ranjang dengan harga puluhan juta bisa saja tidak bisa tidur karena memikirkan banyak hartanya. Jadi Keberuntungan bukan ditentukan oleh harta
Jadi seperti apa yang disebut sebagai orang yang beruntung ?
Kita bisa belajar perihal orang beruntung dari Alkitab yaitu Raja Hizkia, kisahnya bisa kita baca diperikop berikut ini :
<II RAJA-RAJA 18 : 1 – 8>
Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja. Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan. Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa. Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya. Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun kota-kota yang berkubu.
Ada baiknya kita mengetahu juga sekilas tentang Hizkia, Arti nama Hizkia adalah “Yahwe adalah kekuatanku”. Hizkia adalah Raja Yehuda yang ke 14 memerintah tahun 716 – 697 SM. Dan pada waktu pemerintahan Hizkia :
- Kerajaan Israel dikalahkan oleh Kerajaan Asyur thn 721 SM.
- Kerajaan Asyur juga berusaha menyerang Kerajaan Yehuda namun luput dari tangan Sanherib raja Asyur karena pertolongan Tuhan.
Lalu di ayat 7 dikatakan “ Kemanapun Hizkia pergi berperang, dia beruntung “
Apa yang membuat Hizkia beruntung ? kita baca di Ayat 7a : “ karena tangan Tuhan menyertai dia “
Jadi Orang yang beruntung adalah :
Orang yg disertai tangan Tuhan dimanapun dia berada dan apapun yang diperbuatnya.
Orang yang beruntung berhasil bukan karena kekuatannya sendiri dan Orang yang beruntung, bukanlah orang yang tidak punya masalah.tapi didalam masalah ada tangan Tuhan yang menyertai dia.
Mari kita pelajari apa saja yang dilakukan oleh Hizkia sehingga sehingga Kitab Suci mencatat bahwa dia orang yang beruntung (tangan Tuhan menyertai dia) :
1. Melakukan apa yang benar dimata tuhan (ayat 3)
Hizkia melakukan apa yang benar dimata Tuhan, bukan apa yang dimata manusia, seperti yang kita baca diayat 3 <II Raja-raja 18:3> Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
Melakukan yang benar dimata Tuhan, sering kali tidak mengenakkan daging kita, bahkan terkadang mengundang cemohohan dari orang lain.
Tetapi ingatlah untuk selalu menempatkan Tuhan pada posisi nomor 1, sebab Tuhan melihat hati kita semua seperti di ayat berikut ini
<I Samuel 16:7> Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Apakah kita masih menganggap beruntung jika Beli 2 barang dihitung / bayar cuma 1 ?
2. Menjauhkan berhala-berhala (yang membuat hati menjauh dari Tuhan)
Berhala adalah semua hal / segala sesuatu yang menjauhkan kita dari relasi dengan Tuhan. Berhala tidak hanya patung-patung dewa atau pohon atau batu yang disembah, tetapi juga bisa seperti tradisi atau hobi. Pokoknya semua yang menjauhkan kita dari relasi dengan Tuhan, sehingga keterikatan dengan sinetron juga bisa menjadi berhala.
Di ayat 4 dituliskan bahwa Hizkia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala, termasuk Nehustan
<II Raja-raja 18 : 4> Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.
Cerita tentang Nehustan bisa and abaca di <Bilangan 21 : 9>
Hizkia menghancurkan/menyingkirkan apa saja yang membuat umat menduakan Tuhan. Keputusan ini sebenarnya sulit, karena akan ditentang oleh rakyatnya yang sudah terbiasa, bertradisi menyembah berhala itu. Tapi Hizkia tetap melakukannya, oleh karena itu tangan Tuhan Menyertai dia.
3. Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati
Apakah kita percaya kepada Tuhan dengan segenap hati ? atau pernahkah kita percaya kepada Tuhan dengan segenap hati ? mungkin pernah … tapi biasanya saat sudah kepepet, saat sudah tidak ada jalan lain, disaat dokter sudah angkat tangan, barulah percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.
Hizkia dituliskan dalam ayat 5 bahwa ia SANGAT percaya kepada Tuhan, karena tidak ada raja-raja Yehuda baik sebelum maupun sesudahnya, yang percaya kepada Tuhan bisa se-level Hizkia
<II Raja-raja 18 : 5> Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.
4. Berpaut pada perintah-perintah Tuhan.
Kita seringnya berpaut pada janji-janji Tuhan, dan sering juga kita ucapkan, kita tulis di status BB atau whatup. Tetapi soal perintah-perintah Tuhan, sering kali kita lupa …..
Padahal seharusnya jika kita melakukanlah perintah nya maka otomatis janjinya akan dikabulkan buat kita, karena janji itu adalah bagiannya Tuhan, bagian kita adalah melakukan perintah-perintahNya
Hizkia berpaut pada Tuhan, dia tidak menyimpang sana sini, seperti yang bisa kita baca di ayat ini
<II Raja-raja 18 : 6> Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa
MariBelajar seperti anak kecil, yang sangat percaya kepada orang tuanya, kita belajar mengandalkan dan mencari Tuhan dalam segala hal
“MAKA TUHAN MENYERTAI SAYA; KE MANA PUN JUGA SAYA PERGI, SAYA BERUNTUNG.”
MariBelajar seperti anak kecil, yang sangat percaya kepada orang tuanya, kita belajar mengandalkan dan mencari Tuhan dalam segala hal
“MAKA TUHAN MENYERTAI SAYA; KE MANA PUN JUGA SAYA PERGI, SAYA BERUNTUNG.”