Ada masanya didalam kehidupan kita sepertinya Allah berdiam diri, hadiratnya tidak bisa kita temui dalam doa ataupun firman. Pernahkah Anda mengalami hal ini ? mengapa hal itu terjadi ? mari kita pelajari dari firman Tuhan.
Hal Allah berdiam diri juga pernah dialami oleh Bangsa Israel, bahkan untuk waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 400 tahun, sejak pembuangan di babel sampai masa perjanjian baru.
Ayub, salah seorang nabi dalam perjanjian lama juga pernah mengalami hal seperti ini, disaat Tuhan seperti berdiam dan menyembunyikan diriNya. Bisa kita baca di perikop Ayub ini
<Ayub 23 : 8-17>
Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya. Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia. Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."
Jadi bangsa Israel pernah mengalami, Nabi Ayub pernah mengalami dan kita juga pernah atau bahkan sedang mengalami Tuhan berdiam dan menyembunyikan diriNya.
Why ? mengapa Tuhan melakukan hal itu ?
Saya pelajari bahwa ternyata ada beberapa alasan mengapa Tuhan berdiam dan menyembunyikan diriNya, yaitu :
1. Manusia belum siap menerima penjelasan Allah
Kita semua setuju bahwa Tuhan sungguh sempurna dan Dialah Alpha dan Omega, dia tau hari-hari depan kita semua. Akan tetapi tidak semua hal diungkapkan oleh Tuhan kepada manusia. Hal ini akan sejalan dengan kesiapan manusia itu sendiri.
Sama halnya dengan pertumbuhan seorang anak, orangtuanya akan bertahap membukakan / mengajarkan hal-hal, pengetahuan dan skill sesuai umur / kedewasaan si anak itu.
Hal ini agar si anak bisa menerima hal-hal itu sesuai tingkat kedewasaannya dan agar tidak membuat si anak shock, bisa kita bayangkan jika di umur 3 tahun, si anak diajarkan tentang ilmu politik, tentu saja dia tidak akan bisa menangkap hal itu.
Seperti hal akhir jaman, dibukan oleh Allah hanya sebagian sebagian demi sebagian, seiring perubahan jaman. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan kepada Daniel
<Daniel 12 : 4 >
Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."
Ataupun firman dalam perjanjian baru ini
<Yohanes 16 : 12 – 13>
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
“IA” yang dimaksud dalam ayat 13 adalah Roh Kudus.
2. Merupakan proses belajar (ujian / latihan agar dewasa)
Alasan ke dua adalah Tuhan ingin kita belajar atau berlatih. Seperti halnya disaat kita sekolah, disaat kita sedang ujian/ulangan, pastilah Gurunya diam bukan ?
<Ayub 23 :10 -15>
Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya. Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya. Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.
Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."
<2 Petrus 3 : 14 – 15a>
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat
3. Allah punya recana lain yang pasti lebih baik, besar dan Mulia
Bisa juga Allah terkesan berdiam dan menyembunyikan diriNya, karena kita sedang menjalankan rencanyaNya, yang berbeda dengan rencana kita.
Ingat yang kita pikirkan dan rancangkan tidak selalu sama dengan rencana Tuhan, jadi terkesan Tuhan berdiam dan tidak membantu kita
<Yesaya 55 : 8 - 9>
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Seperti kisah Yusuf di perjanjian lama, disaat dia harus menjalani sumur, rumah potifar hingga penjara. Disaat-saat itu pastilah Tuhan terkesan diam bagi Yusuf, padahal Tuhan sedang menuntun Yusuf di jalanNya.
4. Tuhan tidak mau ikut campur dulu, Supaya kebenaran atau kepalsuan terungkap
Tuhan selalu tau kapan waktu yang tepat, namun terkadang kita yang merasa Tuhan kok lama sekali tidak bertindak. Tuhan juga panjang sabar, termasuk kepada kita. Jadi sering Tuhan sepertinya mendiamkan orang yang berdosa, orang-orang fasik tidak dihukum.
Tapi bukan berarti ini di biarkan oleh Tuhan, tetapi tunggu kegenapan waktunya. Seperti dalam perumpamaan Tuhan Yesus berikut ini
<Matius 13 : 24-30>
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Sebagai tambahan, dimasa akhir jaman ini dosa, tidak lagi dianggap dosa. Tetapi hanya sekedar kelemahan. Ini adalah tipu daya iblis.
Dan memang Tuhan akan membiarkan yang jahat untuk terus bertambah jahat, tetapi yang baik juga untuk terus menguduskan diri. Semua sampai tiba pada waktu kegenapannya
<Wahyu 22 :11> Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
Hal Allah berdiam diri juga pernah dialami oleh Bangsa Israel, bahkan untuk waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 400 tahun, sejak pembuangan di babel sampai masa perjanjian baru.
Ayub, salah seorang nabi dalam perjanjian lama juga pernah mengalami hal seperti ini, disaat Tuhan seperti berdiam dan menyembunyikan diriNya. Bisa kita baca di perikop Ayub ini
<Ayub 23 : 8-17>
Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya. Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia. Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."
Jadi bangsa Israel pernah mengalami, Nabi Ayub pernah mengalami dan kita juga pernah atau bahkan sedang mengalami Tuhan berdiam dan menyembunyikan diriNya.
Why ? mengapa Tuhan melakukan hal itu ?
Saya pelajari bahwa ternyata ada beberapa alasan mengapa Tuhan berdiam dan menyembunyikan diriNya, yaitu :
1. Manusia belum siap menerima penjelasan Allah
Kita semua setuju bahwa Tuhan sungguh sempurna dan Dialah Alpha dan Omega, dia tau hari-hari depan kita semua. Akan tetapi tidak semua hal diungkapkan oleh Tuhan kepada manusia. Hal ini akan sejalan dengan kesiapan manusia itu sendiri.
Sama halnya dengan pertumbuhan seorang anak, orangtuanya akan bertahap membukakan / mengajarkan hal-hal, pengetahuan dan skill sesuai umur / kedewasaan si anak itu.
Hal ini agar si anak bisa menerima hal-hal itu sesuai tingkat kedewasaannya dan agar tidak membuat si anak shock, bisa kita bayangkan jika di umur 3 tahun, si anak diajarkan tentang ilmu politik, tentu saja dia tidak akan bisa menangkap hal itu.
Seperti hal akhir jaman, dibukan oleh Allah hanya sebagian sebagian demi sebagian, seiring perubahan jaman. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan kepada Daniel
<Daniel 12 : 4 >
Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."
Ataupun firman dalam perjanjian baru ini
<Yohanes 16 : 12 – 13>
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
“IA” yang dimaksud dalam ayat 13 adalah Roh Kudus.
2. Merupakan proses belajar (ujian / latihan agar dewasa)
Alasan ke dua adalah Tuhan ingin kita belajar atau berlatih. Seperti halnya disaat kita sekolah, disaat kita sedang ujian/ulangan, pastilah Gurunya diam bukan ?
<Ayub 23 :10 -15>
Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya. Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya. Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.
Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar; sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."
<2 Petrus 3 : 14 – 15a>
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat
3. Allah punya recana lain yang pasti lebih baik, besar dan Mulia
Bisa juga Allah terkesan berdiam dan menyembunyikan diriNya, karena kita sedang menjalankan rencanyaNya, yang berbeda dengan rencana kita.
Ingat yang kita pikirkan dan rancangkan tidak selalu sama dengan rencana Tuhan, jadi terkesan Tuhan berdiam dan tidak membantu kita
<Yesaya 55 : 8 - 9>
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Seperti kisah Yusuf di perjanjian lama, disaat dia harus menjalani sumur, rumah potifar hingga penjara. Disaat-saat itu pastilah Tuhan terkesan diam bagi Yusuf, padahal Tuhan sedang menuntun Yusuf di jalanNya.
4. Tuhan tidak mau ikut campur dulu, Supaya kebenaran atau kepalsuan terungkap
Tuhan selalu tau kapan waktu yang tepat, namun terkadang kita yang merasa Tuhan kok lama sekali tidak bertindak. Tuhan juga panjang sabar, termasuk kepada kita. Jadi sering Tuhan sepertinya mendiamkan orang yang berdosa, orang-orang fasik tidak dihukum.
Tapi bukan berarti ini di biarkan oleh Tuhan, tetapi tunggu kegenapan waktunya. Seperti dalam perumpamaan Tuhan Yesus berikut ini
<Matius 13 : 24-30>
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Sebagai tambahan, dimasa akhir jaman ini dosa, tidak lagi dianggap dosa. Tetapi hanya sekedar kelemahan. Ini adalah tipu daya iblis.
Dan memang Tuhan akan membiarkan yang jahat untuk terus bertambah jahat, tetapi yang baik juga untuk terus menguduskan diri. Semua sampai tiba pada waktu kegenapannya
<Wahyu 22 :11> Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar